Ulang Tahun Komunitas Lombok Phonegraphy yang ke-3
15 Oct 2018 · 5 min read
Bisa dibilang… saya keluarga baru di komunitas ini. Saya bergabung di group facebook Lombok Phonegraphy sekitar satu tahun yang lalu.
Saya suka dengan karya-karya mereka, apalagi foto-foto yang diambil lokasinya di Lombok.
Saya mungkin member yang pasif, karena belum bisa berkontribusi banyak di komunitas ini.
Karena itu…
Pada acara perayaan ulang tahun yang ke-3 ini, saya berusaha untuk hadir.
Meskipun hari itu sangat panas…
Di sana saya bertemu dengan banyak orang yang sebagian besar belum saya kenal.
Meskipun sedikit malu-malu…
Lets enjoy the party!
Apa saja kegiatan di sana?
Acara ini sangat sederhana, namun begitu berkesan bagi saya.
Saya salut dengan panitia dan moderator yang sukarela berbagi kepada kami dan para member yang begitu antusias, saling mendukung satu sama lain dalam berkarya.
1. Sejarah Lombok Phonegraphy
Acara pertama diisi oleh Adi Teci, founder dari komunitas Lombok Phonegraphy.
Ia menceritakan bagaimana dulunya komunitas ini terbentuk.
Photo Credit by Phushukh Whangdhu
Awalnya dulu pada tanggl 15 Oktober 2015, komunitas ini bernama Mata Lensa. Kemudian berubah nama menjadi Lombok Phonegraphy.
Di sini tempat berkumpul orang-orang yang memiliki hobi yang sama, yaitu: fotografi.
Kita belajar bersama, dari yang amatiran hingga yang sudah ahli dan profesional berkumpul di sini.
Saling berbagi ilmu dan pengalaman.
Uniknya, komunitas ini hanya menggunakan ponsel pintar (smart phone) sebagai senjata utama.
Ponsel pintar memang memiliki fitur yang mimim untuk fotografi. Sehingga sangat mustahil untuk mengimbangi hasil dari kamera profesional seperti DSLR.
Namun, dari keterbatasan itu… melahirkan kreativitas.
Sehingga ini menjadi selogan Lombok Phonegraphy:
“Fitur Minimal, Karya Maksimal”
Hasil karya dari komunitas Lombok Phonegraphy tidak kalah bagus dengan hasil fotografi dengan kamera profesional.
Mereka mengembangkan teknik-teknik fotografi baru yang khusus menggunakan ponsel.
Seperti misalnya, teknik menggunakan lingkaran pada saat kita mengambil foto di kamera ponsel.
Photo credit by technobuffalo.com
Awalnya saya mengira itu hanya untuk auto focus saja, namun ternyata digunakan juga untuk mengatur pencahayaan.
Saya yang bidangnya IT, langsung berpikir tentang algoritma di baliknya.
Yap! pada ponsel pintar, semua diatur oleh algoritma.
Mulai dari efek beautify, yang membuat wajahmu terlihat lebih cantik dan tampan saat ber-selfie. Hingga ke filter-filter, auto focus, dan kecerdasan buatan ada di dalamnya.
Ini memberi banyak keuntungan kepada seorang juru foto pemula untuk menghasilkan karya yang bagus.
2. Workshop Photography
Berikutnya acara diisi oleh bang Heri Gunawan, beliau adalah praktisi yang memiliki pengalaman bertahun-tahun di dunia fotografi baik menggunakan kamera profesional dan ponsel.
Banyak wawasan baru yang saya dapat dari workshop ini.
Saya yang awalnya amatiran, mendapatkan banyak pencerahan tentang bagaimana cara mengambil gambar yang baik.
Berikut ini rekaman audionya:
3. Sharing Pengalaman LombokFriendly
Acara berikutnya diisi oleh Adit R. Alfath.
Beliau adalah pendiri dan admin dari @LombokFriendly.
Dalam sesi ini, kami mendapatkan sharing pengalaman dari bang Adit tentang bagaimana membangun brand (branding) di sosial media dan mendapatkan penghasilan dari hobi fotografi.
4. Door Prize
Sesi berikutnya pembagian door prize berupa tiket nonton bioskop buat yang bisa jawab beberapa pertanyaan.
Sementara untuk member yang foto-fotonya terpilih pada challenge minggu lalu, akan mendapatkan penghargaan berupa pulsa 50rb sampai 100rb.
5. Kesan-kesan Member
Berikutnya video kesan dan pesan dari beberapa member ditampilkan.
6. Potong Kue dan Tiup Lilin
Nah ini acara puncak yang paling seru. Semuanya bergembira.
Para moderator dan admin meniup lilin bersama.
7. Hunting Bersama
Setelah mendapatkan ilmu baru, kini giliran saya untuk mencoba praktik sendiri.
Ini adalah sesi hunting bersama.
Semua orang mengeluarkan ponselnya dan mulai memfoto.
Di sini sudah ada model dari Dedare Squad yang siap difoto.
Saya yang terbiasa memfoto pemandangan dan belum terbiasa memfoto orang, merasa kurang PD.
Akhirnya memfoto langit…
Hehehe.
Saya bisa melihat, sejauh mana skill saya dengan kamera ponsel yang saya punya. Masih banyak kekurangan yang perlu ditingkatkan.
Dibandingkan karya-karya para senior…
Enaknya di acara ini ada sponsor yang menyediakan ponsel pintar terbaru dan berkualitas tinggi yang bisa dipinjam untuk percobaan.
Saya mencoba ponsel Oppo F7, hasilnya luar biasah!
Meskipun di sana sangat minim cahaya, hasilnya bagus.
Saya jadi ingin upgrade ponsel…
8. Donasi untuk Korban Gempa Palu
Bulan lalu, Lombok diguncang gempa besar yang menewaskan ratusan korban.
Selama sekitar dua bulan, Lombok diteror dengan gempa-gempa susulan.
Sebagian besar masyarakatnya belum berani tinggal di rumah, karena masih trauma.
Kami tahu betul rasanya bagaimana situasi dan kondisi saat gempa.
Listrik sulit, sinyal sulit, air bersih sulit, kebutuhan medis sulit, banyak yang sakit; ditambah beberapa isu dan hoax yang meresahkan.
Teman saya yang dari KLU (Kabupaten Lombok Utara) menceritakan pengalamannya ke saya:
“Malam itu seperti mimpi terburuk dalam hidup saya. Saya melihat jalan raya bergelombang seperti ombak di laut. Listrik padam, malam itu sangat gelap. Orang-orang berteriak, menangis ketakutan.”
Saat ini, Lombok sedang berusaha untuk bangkit.
Selogan “Lombok Bangkit” dipajang di jalan-jalan. Ini upaya pemerintah daerah untuk memberikan semangat kepada masyarakat.
Untuk menularkan semangat ini sampai ke sahabat kami di Palu atau Sulawesi, komunitas Lombok Phonegraphy berinisiatif untuk membuat donasi sederhana dalam bentuk materi dan buku.
Ini adalah bagian yang paling berkesan…
Akhir Kata…
Selamat ulang tahun yang ke-3 untuk komunitas Lombok Phonegraphy 🎉
Semoga semakin banyak karya-karya keren dan komunitas-komuntas kreatif semakin banyak di Lombok. Karena menurut saya, mereka sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia di NTB.
Kata-kata terakhir yang masih saya ingat saat penutupan acara ini:
“Mari Kita bersama-sama membangun NTB dengan cara kita”
🔥 🔥 🔥